Harga Minyak Minus Karena Corona, Apakah Anda Akan Dibayar Ketika Mengisi Bensin?
Akhir-akhir ini sering muncul berita tentang dampak ekonomi dari Pandemi Covid-19. Salah satu dampak ekonomi dari Pandemi ini adalah harga minyak yang terjun bebas. Bahkan harganya sampe minus USD 37,63 per Barel. Minus? Berati kita bisa dapet uang dong kalo “beli” minya mentah? Iya dan ga juga.
Ngutip dari Detik Finance (21/4) yang ngutip juga dari CNBC Indonesia dengan tanggal yang sama, ada beberapa hal yang harus diketahui dari masalah harga minyak mentah yang anjlok ini.
Pertama, harga minyak mentah yang dimaksud disini adalah Harga Minyak Mentah Kontrak Berjangka. Apaan tuh?
Jadi kontrak ini tuh simple nya semacem “Surat Booking” pengiriman minyak mentah di tanggal teretentu di masa depan. Jadi misalnya ini bulan April, nah dijual kontrak pengiriman minyak mentah untuk bulan Mei. Kontrak ini nanti berisi harga minyak yang disepakati ketika kontrak ini di beli. Misal di bulan April ini, saya beli kontrak bulan Mei dengan harga USD 44/Barrel. Kalo kontrak ini isinya 1000 Barrel, berarti harga total kontrak untuk bulan Mei ini adalah USD 44,000 (baca: 44 Ribu US Dollar) dan proses pemberian barang (minyak) ya di bulan Mei.
Kok, jual minyak pake “Surat Booking” gitu sih? Ini dilakukan karena harga minyak kayak Roaller Coaster yang naik turun terus tiap bulan (malah tiap hari). Perusahaan minyak yang ngeliat di bulan April ini harga minyak turun misalnya, dia bakal bikin spekulasi kira-kira naik apa makin turun harga minyak di bulan Mei. Misalnya harga minyak naik di bulan Mei, ya Alhamdulillah. Tapi kalo makin turun? Rugi kan? Nah makanya, untuk “ngamanin” harga minyak di bulan depan, mending minyak yang bulan depan baru ada itu, udah dijual sekarang dengan harga yang disepakati hari ini. Nah dijualnya pake “Surat Booking” yang kita omongin tadi.
Jadi misal hari ini (April) kita sepakat beli kontrak bulan Mei itu dengan harga USD 44/Barrel, terus tiba-tiba di bulan Mei harga minyak turun 10% (jadi sekitar USD 39,6/Barrel), si produsen minyak masih aman, karena di awal kan udah disepakatin belinya USD 44/Barrel. Tapi emang kalo tiba-tiba harga minyak naik 10% (jadi sekitar USD 48,4/Barrel) di bulan Mei, ya produsen minyak ga dapet untung lebih, karena harga di awal udah disepakatin USD 44/Barrel.
Oke, sekarang kedua. Jadi, minyak itu ada banyak jenisnya. Ada West Texas Intermediete (WTI), ada OPEC Reference Basket, dan banyak lagi. Nah minyak yang harganya anjlok disini adalah jenis minyak yang disebut pertama, WTI. Minyak jenis ini disebut juga Light Sweet karena katanya paling enak buat dijadiin bensin. Minyak ini jadi patokan harga minyak di US.
Ini ketiga, kenapa harga minyak pada anjlok? Jawabannya jelas, karena produksi minyak terus jalan, sedangkan yang mau beli minyak minim banget karena orang pada ga jalan-jalan. Pada di rumah aja karena Corona. Makanya banyak minyak yang masuk ke gudang, dan sedikit minyak yang dikeluarin. Akhirnya gudang ga muat nampung semua minyak itu. Perusahaan minyak terpaksan sewa tanker-tanker untuk nyimpen minyak. Semakin lama itu minyak disimpen, semakin mahal biaya Tanker, ya ga?
Oke, sekarang apakah harga minyak minus ini bakal berpegaruh ke masyarakat? Apakah kita bakal bisa ke Pom Bensin dan dibayar karena kita ngisi tangki kendaraan sampe penuh? Jawabannya Big No! Ya Enggak. Kenapa?
Seperti yang udah dibilang di awal, harga yang turun sampe minus itu bukan minyak nya secara spesifik, tapi harga minyak mentah kontrak berjangka (atau “Surat Booking”) untuk bulan Mei. Mengutip dari Reuters (21/4) gudang minyak di Cushing, Oklahoma, US, gudang utama dari jaringan pipa minyak di Amerika Serikat, udah keiisi 72% di tanggal 10 April kemaren.
Nah, berarti perusahaan minyak membuat prediksi, bahwa di bulan Mei depan, gudang bakal bener-bener penuh dan mereka harus nyewa Tanker. Itu jelas bakal nambah biaya lagi kan. Dan biaya untuk Tanker ini ga bakal sedikit. Minyak itu juga ga boleh kelamaan ada di Tanker, karena semakin lama disimpen, semakin nambah biaya sewa dan kerugian makin membengkak.
Jadi, daripada dia nyewa Tanker di bulan Mei, mending dia jual “Surat Booking” dengan harga minus. Artinya, Perusahaan mau ngebayar siapa aja yang siap nampung ribuan Barrel minyak yang bakal diproduksi di bulan Mei supaya perusahaan ga nyewa Tanker. Mungkin sewa tengker bakal lebih mahal daripada ngebayar orang yang mau ngambil semua minyak mentah itu.
Jadi harga yang turun ke minus adalah harga “Surat Booking” minyak mentah jenis WTI di bulan Mei (Mashodaq nya sempit ga tuh wkwk anak Ushuluddin can relate). Adapun prediksi yang dikutip dari Reuters (21/4), di bulan Juni harga minyak bakal jatoh juga tapi sampe ke angka USD 20.43/Barrel aja, ga minus.
Jadi, kalo minyak-minyak yang kita liat di Pom Bensin, atau minyak tanah, atau Aviation Turbine (Avtur) ya itu kan minyak yang udah diolah ke produk jadi. Jelas kita tetep harus ngeluarin uang buat beli minyak-minyak itu karena masih ada biaya produksi (pengolahan), distribusi, operasional, dsb.
Masih ngutip dari Reuters, jadi menurut Kevin Flanagan, seorang ahli strategi managemen di US (Jabatan asli: Head of fixed income strategy for Wisdomtree Asset Management) bahwa permintaan atas minyak ga akan membaik dengan cepat. Kalaupun cepat membaik, masih ada kondisi yang disebut Supply Glut atau “Pasokan yang Kenyang atau Gendut”. Jadi ketika kebutuhan minyak berangsur kembali normal, pasokan minyak tetep bakal banyak banget jadi harga akan tetep dibawah standar.
Itu sedikit yang bisa saya sampaikan terkait isu anjloknya harga minyak hari ini (21/4/2020). Mungkin masih banyak salah di sana sini. Tapi kesalahan bakal membawa kita ke pemahaman yang lebih baik, kan?
Comments
Post a Comment